Selasa, 28 November 2017

PENJELASAN TENTANG SEORANG WALI YANG TERJATUH DALAM DOSA BESAR

PENJELASAN TENTANG SEORANG WALI YANG TERJATUH DALAM DOSA BESAR

Kadang seorang wali terjatuh dalam dosa besar tidak lama sebelum ia meninggal, namun ia tidak akan meninggal kecuali telah bertaubat seperti sahabat _Thalhah Bin 'Ubaidillah_ dan _Al-Zubair Bin Al-‘Awwam_ rodhiyallahu ‘anhuma. Keduanya telah memberontak kepada _Amirul Mukminin Ali Bin Abi Tholib_ rodhiyallahu ‘anhu dengan bergabung bersama orang-orang yang memeranginya di _Bashrah._ Kemudian Sayyidina Ali mengingatkan masing-masing dari keduanya sebuah hadits dari Nabi.

Ali berkata kepada Zubair: "Bukankah Rasulullah pernah bersabda kepadamu" :

(إِﻧَّﻚَ ﻟَﺘُﻘَﺎتِلَنَّ عَلِيًّا ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻇَﺎﻟِﻢٌ لَهُ) رواه الحاكم في المستدرك وصححه و وافقه الذهبي

Maknanya: “Sungguh engkau akan memerangi Ali dan ketika itu engkau tengah berbuat zhalim terhadapnya”. _(H.R. Al-Hakim_ dalam kitabnya _Al-Mustadrak_ dan ia menilainya shohih serta disetujui oleh _Al-Dzahabi)_

Zubair menjawab: "Aku lupa akan hadits tersebut". Lalu Zubair pergi meninggalkan medan perang seraya bertaubat atas apa yang telah ia lakukan, kemudian di jalan ia dikejar oleh seorang laki-laki dari pasukan Sayyidina Ali (yang bernama _'Amr Ibnu Jurmuz_) lalu dia membunuhnya. Sahabat Zubair telah bertaubat karena diingatkan oleh Sayyidina 'Ali, sehingga dia tidak meninggal kecuali dalam keadaan telah bertaubat.

Sedangkan Thalhah, Sayyidina Ali berkata kepadanya : "Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda" :

(مَنْ كُنْتُ مَوْلاَهُ فَعَلِيٌّ مَوْلاَهُ) أخرجه الترمذي

Maknanya: “Barangsiapa yang aku menjadi penolong baginya maka Ali juga menjadi penolong baginya”. _(H.R. Al-Tirmidzi)_

Maka Thalhah setelah itu pergi meninggalkan medan perang, tetapi _Marwan lbnu Al-Hakam_ melempar anak panah kepadanya. Begitu juga sahabat Thalhah juga telah bertaubat dan menyesal ketika  Sayyidina Ali menyebutkan hadits tersebut kepadanya.

Jadi masing-masing dari keduanya tidak meninggal kecuali dalam keadaan telah bertaubat. Dua hadits tersebut adalah hadits yang sahih, bahkan hadits kedua adalah _mutawatir_ (sebagaimana diriwayatkan oleh Imam _Al-Suyuthi_ dalam kitabnya _Al-Azhar Al-mutanatsiroh_).

_Al-Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari_ telah menuturkan bahwa sahabat Thalhah dan Zubair, keduanya telah diampuni dosanya karena kabar gembira yang diperoleh oleh keduanya bersama delapan sahabat lainnya di satu majelis (bahwa mereka dijamin masuk surga). Ini berarti bahwa Al-Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari menetapkan bahwa keduanya sebelumnya telah berbuat dosa.

Demikian pula beliau menegaskan tentang _Sayyidah ‘Aisyah_ rodhiyallahu 'anha, juga karena ia mendapatkan kabar gembira bahwasanya dia dijamin masuk surga. Sayyidah 'Aisyah juga sangat menyesal karena ia berdiri di pihak orang-orang yang memerangi Sayyidina Ali, sehingga ketika ia ingat perjalanannya ke _Bashrah_ dan berdiri di pihak orang-orang yang memerangi Sayyidina Ali, ia menangis tersedu-sedu hingga kerudungnya basah oleh air matanya. Dan hal ini juga _mutawatir_ sebagaimana diriwayatkan oleh _Ibnu Sa'ad_ dan _Ibnu 'Abdil Barr._

Al-Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari berkata tentang orang-orang yang memerangi Ali (selain Thalhah dan Zubair) dalam peperangan _Jamal_ dan _Shiffin_ yang berperang bersama _Mu’awiyah_ memberontak terhadap Sayyidina 'Ali bahwa mereka mungkin dan sah-sah saja apabila Allah mengampuni dosa-dosa mereka.

Demikian dinukil dari Al-Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari oleh _Al-Imam Abu Bakr lbn Furak_ dalam kitabnya _Mujarrad Maqalat Al-Asy’ari_. Ibnu Furak adalah murid dari muridnya Abu Al-Hasan Al-Asy’ari, yaitu _Abu Al-Hasan Al-Bahili._

Dugaan sebagian orang yang tidak berilmu bahwa seorang wali tidak akan jatuh dalam perbuatan maksiat adalah kebodohan yang buruk sekali. Bahkan _Syekh Kholid Al-Naqsyabandi_ mengatakan bahwasanya orang yang mengira bahwa seorang wali tidak jatuh dalam kemaksiyatan maka orang tersebut tidak tahu perbedaan antara nabi dan wali. Tiga orang tersebut : _Thalhah_, _Zubair_ dan
_‘Aisyah_ adalah para wali yang derajatnya sangat mulia.






_*( Abu 'Abdillah Ibnu Zubaidy Al-Bathy )*_

Wallahu a'lam

Tiada ulasan:

Catat Ulasan