Jumaat, 28 Ogos 2015

Do'a agar cepat bisa bangun rumah

DOA AGAR CEPAT MEMILIKI RUMAH

Diriwayatkan dari Al-Habib Tohir Alkaff, ia mendapatkan 
dari Al-Habib Thohir bin Muhammad bin Sholeh Al-Hamid (Tanggul), 
beliau mengatakan ini do'a dari Al-Habib Sholeh Tanggul,

Inilah DO'A-nya:

رب البيت اللهم 
أسألك بجاه أهل البيت 
أن تيسر لي خير بيت 
حتى لا نقول يا ليت 
Allahhumma robbal bait 
As aluka bijahi ahlil bait 
An tuyassiro li khoiro bait 
Hatta laa naquul yaa laiit.

Artinya:

Ya allah engkau pemilik baitullah 
Aku memohon dengan wasilah ahlil bait Rosulallah 
Agar engkau mudahkan untukku sebaik2nya rumah. 
Sehigga aku tidak mengucap seandainya aku 
punya rumah, 
InsyaAllah tidak sampai setahun kita sudah diberi 
rezeki rumah. 
Habib Zein bin Smith 
Jangan Lupa biasakan memberi sedekah untuk anak yatim minimal memberinya sekedar jajan dan usap kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Ijazah dari Habib Zayn bin Smith.

MATI PADA HARI JUM'AT, APA KEISTIMEWAANYA?

APA KELEBIHAN MENINGGAL DUNIA PADA HARI JUMAAT?

JUNE 6, 2015 AMY TYHA LEAVE A COMMENT

65.6k

SHARES

Facebook

Apa Kelebihan meninggal dunia pada hari Jumaat? | memang diakui kerana ada diceritakan dalam hadith-hadith sahih bahawa orang yang meninggal pada hari Jumaat akan diamankan daripada fitnah kubur.

Ada pendapat ulama yang menjelaskan bahawa roh si mati akan diringankan daripada seksa kubur. Mereka diseksa di dalam kubur, tetapi seksaannya diringankan oleh kerana keberkatan meninggal dunia pada hari Jumaat. Sekalipun orang yang mati pada hari Jumaat itu adalah orang fasiq seperti mana yang diceritakan oleh Imam Nawawi dengan syarat orang itu adalah orang yang beriman dia akan diringankan dari seksaan kubur.

DI BAWAH INI ADA SOAL JAWAB Kelebihan meninggal dunia pada hari Jumaat

Soalan :

Assalamualaikum  ustaz, ada rakan bertanyakan kepada saya berkenaan kelebihan meninggal dunia pada hari jumaat.

Adakah benar mereka yang meninggal dunia pada hari tersebut akan dijauhkan daripada azab kubur?

Minta pandangan ustaz.

Jawapan :

الحمد لله رب العالمين, وبه نستعين, والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين, سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن اهثدى بهديه واستن بسنته إلى يوم الدين, أما بعد,

Diriwayatkan oleh Imam At-Tarmizi didalamsunan-nya hadith daripada Abdullah bin Amru, beliau berkata : Rasulullah s.a.w bersabda : “Tiada seorang pun daripada kalangan orang muslim yang meninggal dunia pada hari jumaaat atau pada malam jumaat melainkan dia dipelihara oleh Allah s.w.t daripada azab kubur.”

Pandangan ulama’ berkenaan taraf hadith :

Berkata Abu Isa : Hadith ini dho’if (gharib) dan sanadnya (rantaian perawinya) tidak bersambung.Imam Ibnu Hajar Al-Athqolani pula berkata bahawa hadith ini daripada kategori hadith dho’ifImam Al-Albani pula berpendapat bahawa  hadith ini daripada kategori hadith hasan atau sahih jika dilihat dari seluruh jalan periwayatan (bermaksud hadith ini diriwayatkan melalui banyak jalan periwayatan dan masing-masing menyokong antara satu sama lain lalu mengangkat taraf hadith ini daripaada dho’if kepada hasan atau sahih mengikut kaedah ilmu hadith.)

Secara keseluruhan, kebanyakan ulama’ hadith berpendapat bahawa hadith ini adalah hadith dho’if (lemah).Maka hadith dho’if tidak boleh dijadikan sandaran dalam perkara yang berkaitan dengan aqidah (kerana azab kubur merupakan perkara ghaib yang wajib diimani dan merupakan sebahagian dari pegangan aqidah umat islam).

Walaupun hadith dhoif masih lagi didalam kategori hadith yang diterima, namun antara syarat untuk beramal dengannya adalah tidak meyakini sepenuhnya ia datang dari Nabi s.a.w. Dalam erti kata yang lain, kita tidak boleh meyakini 100% bahawa orang yang meninggal dunia pada hari jumaat atau pada malam jumaat akan dipelihara oleh azab kubur merujuk kepadataraf hadith tersebut.

Kerana sesungguhnya apa yang membantu seseorang muslim itu didalam kubur nanti adalah amalannya, bahkan ramai daripada kalangan Sahabat -radhiallahu ‘anhum- yang meninggal dunia pada hari selain daripada hari jumaat. Saidina Abu Bakar r.a sendiri meninggal dunia pada hari selasa menurut satu riwayat akan tetapi beliau sendiri telah dijanjikan syurga baginya.

Sebahagian ahli ilmu pula maenjadikannya sebagai tanda-tanda husnul khatimah bersandarkan kepada hadith ini.

Maka seadil-adil pegangan dalam perkara ini adalah sekiranya muncul tanda-tanda seperti ini maka sebagai seorang muslim kita tidak boleh mengatakan secara pasti bahawa si mati dijauhkan dari azab kubur, akan tetapi  tidak salah untuk merasa tenang dengan pemergiannya pada hari yang mulia ini,

begitu juga sebaliknya, kita tidak boleh berkeyakinan bahawa jika tidak muncul tanda-tanda husnul khatimah (meninggal dunia pada hari jumaat atau malam jumaat) pada si mati, maka secara pasti dia bukan daripada kalangan orang-orang soleh dan dikenakan azab kubur kerana perkara ini tergolong dalam perkara-perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah s.w.t sahaja.

Firman Allah s.w.t  di dalam surah Al-Luqman ayat ke 24 :

“Sesungguhnya hanya disisi Allah ilmu tentang hari kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam Rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya esok, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati.Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Sesungguhnya manusia tidak mengetahui dimana dan bila dia akan mati kerana ilmu tentang kematian milik Allah s.w.t secara mutlak.Oleh sebab itu,yang lebih penting bagi seorang hamba itu adalah beramal dengan amal yang soleh serta mencari keredhaan-Nya dalam setiap perkara yang dilakukan.

Wallahua’lam.

Khamis, 27 Ogos 2015

Sunnah rosul pada malam jum'at

 Home  »  Lainnya  »  Stop Menggunakan Kata “Sunnah Rasul” Di Malam Jumat, Ini Alasannya

Stop Menggunakan Kata “Sunnah Rasul” Di Malam Jumat, Ini Alasannya

 admin  August 7, 2015  Lainnya  No Comments

Sunnah Rasul dalam pandangan syariat adalah sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam menjalani hidupnya atau suatu aktifitas dilakukan oleh Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam dengan penjagaan Allah Taala.

Hanya saja, sudah menjadi kebiasaan kalau hari kamis malam (atau malam Jumat), banyak tersebar kicauan atau status di social media yang isinya berkisar pada perkataan “Sunnah Rasul”.

Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah tersebut juga sering terdengar dan kerap menjadi bahan olok-olokan. Menurut mereka, istilah “Sunnah Rasul” yang populer di malam Jum’at adalah penghalusan dari hubungan suami istri atau ML.

Apakah yang melatar belakangi penyebutan Sunnah Rasul menjadi sebuah aktifitas seks? Benarkah malam Jumat sebagai malam yang dianjurkan untuk berhubungan seksual? Berikut ini beberapa jawabannya:

PERTAMA

Ada perkataan yang dianggap hadits:

Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi. [Dalam hadits yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi.]

Ustadz Abdullah Zaen, M.A, seperti dilansir dari konsultasikonsultasisyariah.com, mengatakan belum pernah menemukan ayat Alquran atau hadis sahih yang menunjukkan anjuran tersebut. Jika ada yang menyampaikan hal tersebut maka dia diminta untuk menyampaikan dalil.

Hadits di atas tidak akan Anda temukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Artinya, hadits Sunnah Rasul pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi, adalah bukan Hadits alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Jadi, STOP mengatakan Sunnah Rasul sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri atau ML.

KEDUA

Ustadz Ammi Nur Baits, menambahkan, ada haditsnya shahih namun tidak mengatakan secara gamblang bahwa itu adalah hubungan seks suami istri yaitu:

Dari Aus bin Abi Aus radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من اغتسل يوم الجمعة وغسّل وغدا وابتكر ومشى ولم يركب ودنا من الإمام وأنصت ولم يلغ كان له بكل خطوة عمل سنة

“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat dan memandikan, dia berangkat pagi-pagi dan mendapatkan awal khotbah, dia berjalan dan tidak berkendaraan, dia mendekat ke imam, diam, serta berkonsentrasi mendengarkan khotbah maka setiap langkah kakinya dinilai sebagaimana pahala amalnya setahun.” (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Imam An-Nawawi dan Syekh Al-Albani)

Sebagian ulama mengatakan, “Kami belum pernah mendengar satu hadis sahih dalam syariat yang memuat pahala yang sangat banyak selain hadis ini.” Karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan semua amalan di atas, untuk mendapatkan pahala yang diharapkan.” (Al-Mirqah, 5:68)

Disebutkan dalam Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud, bahwa ada sebagian ulama yang mengartikan kata “memandikan” dengan ‘menggauli istri’, karena ketika seorang suami melakukan hubungan intim dengan istri, berarti, dia memandikan istrinya. Dengan melakukan hal ini sebelum berangkat shalat Jumat, seorang suami akan lebih bisa menekan syahwatnya dan menahan pandangannya ketika menuju masjid. (Lihat Aunul Ma’bud, 2:8)

Jika kita menganggap pendapat ini adalah pendapat yang kuat maka anjuran melakukan hubungan intim di hari Jumat seharusnya dilakukan sebelum berangkat shalat Jumat di siang hari, bukan di malam Jumat, karena batas awal waktu mandi untuk shalat Jumat adalah setelah terbit fajar hari Jumat.

Lalu sebenarnya sunnah apa yang dilakukan Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam di malam/hari Jumat? Sunnah Rasul untuk dilakukan pada malam/hari Jumat, diantaranya:

1. Memperbanyak membaca Shalawat

Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam, Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari Jumat karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku. (HR. Baihaqi)

2. Membaca Al Quran khususnya surat Al Kahfi.

Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam,: Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jumat. (HR. Al Hakim).Tentu saja lebih baik lagi jika dikaji dan ditadabburi ayat-ayatnya.

3. Memperbanyak doa

Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam bersabda, Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ashar. (HR. Abu Dawud)

4. Shalat Jumat

Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam bersabda, Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit. (HR.Abu Daud dan Al Hakim).

Hati-hati Menjadikannya Bahan Olok-olokan

Diriwayatkan dari Asma’ binti Yazid r.a, bahwa ia berada di majelis Rasulullah saw sementara kaum laki-laki dan wanita duduk di situ.

Rasulullah berkata, “Barangkali seorang laki-laki menceritakan hubungan intim yang dilakukannya bersama istrinya? Barangkali seorang wanita menceritakan hubungan intim yang dilakukannya bersama suaminya?”

Orang-orang diam saja. Aku berkata, “Demi Allah, benar wahai Rasulullah. Sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu demikian juga kaum pria.”
Rasulullah bersabda:

“Jangan lakukan! sesungguhnya hal itu seperti setan laki-laki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan lalu keduanya bersetubuh sementara orang-orang melihatnya,” (HR Ahmad, hasan).

Masih banyak sunah Rasul di malam Jumat lainnya, sehingga rasanya tidak pantas jika sunah Rasul di malam Jumat hanya diidentikkan dengan hubungan intim suami istri saja.

Semoga kita dapat melaksanakan semua sunah-sunah Rasulullah di malam Jumat, tanpa menjadikannya bahan olok-olok alias ejekan yang mempersempit makna sunah Rasul itu sendiri. Wallahu a’lam.

Mengenal DARAH HAID

Mengenal Warna Darah Haid
04 Agustus 2015 06:03 WIB 
ODarah Menstruasi (Ilustrasi)  REPUBLIKA.CO.ID,
Darah haid atau darah menstruasi yang dikeluarkan dari rahim wanita dalam setiap bulannya memiliki warna yang berbeda-beda. Dengan mengetahui warna darah haid, kaum hawa bisa mewaspadai agar kesehatannya tetap terjaga. Darah haid mempunyai bermacam-macam warna, darah haid dapat berwarna merah terang, kecokelatan, dan juga hitam. Perubahan yang terjadi pada warna darah kotor ini bukanlah termasuk kondisi yang serius, tapi tetap harus diwaspadai atas segala kemungkinan gangguan kesehatan. Jika tidak dalam keadaan hamil, darah haid normal terjadi setiap bulan, biasanya setiap 21 hingga 35 hari sekali dalam jangka waktu dua hingga tujuh hari. Darah yang dikeluarkan pun jumlahnya bervariasi, mulai dari 4 sendok teh hingga 12 sendok teh setiap kali kedatangan bulan. Untuk mengenal warna darah haid beserta artinya, berikut seperti dilansir Meetdoctor, Senin (3/8): 1.Merah terang, darah yang baru saja dikeluarkan dari dalam tubuh. Aliran darah yang terjadi cenderung ringan dan teratur. 2.Merah gelap, yang menandakan adanya darah yang lebih tua dan sudah lebih lama disimpan dalam rahim dan baru keluar. Biasanya, darah dengan warna demikian terjadi saat wanita bangun tidur. 3.Kecokelatan maupun kehitaman, yang menandakan adanya darah tua. Para wanita yang mengalami darah ini biasanya mengalaminya waktu mendekati akhir periode menstruasi, dengan aliran darah yang tidak deras. Wanita dengan kondisi siklus menstruasi yang tidak teratur juga cenderung mengalami darah menstruasi dengan warna demikian 4.Oranye, warna yang timbul karena darah bercampur dengan cairan dari serviks. Selain itu, warna oranye juga dapat mengindikasikan adanya infeksi. Jika darah oranye terus terjadi dengan adanya gejala kesehatan, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Hal-hal yang harus diwaspadai dari perubahan warna pada darah haid adalah jika merasa lelah berlebihan, rasa pusing, kulit dan kuku yang menjadi pucat dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya penyakit anemia atau orang sering menyebutnya kurang darah, yang membutuhkan suplemen zat besi.
Red: Winda Destiana Putri
Rep: C39

Jumaat, 21 Ogos 2015

Wasiat KH. Arwani Amin Kudus

Kumpulan Foto Ulama dan Habaib
WASIAT MBAH KH. ARWANI AMIN AL-QUDSI (KUDUS)

1. Dadi wong sing iso syukur (Jadi orang harus bisa bersyukur).

2. Nek ngaji jo dipekso sing penting usaha (Kalau belajar jangan terlalu dipaksakan, yang penting usaha).

3. Jo ngejar cepet, ngejaro lanyah (Jangan mengejar cepatnya, tapi kejarlah penguasaan).

4. Eleng, cobone wong dewe-dewe (Ingat, cobaan seseorang itu sendiri-sendiri).

5. Saben dino dungakno kyaimu (Setiap hari doakanlah guru/kyaimu).

6. Jo cepet sambat kabeh neng kene cobo (Jangan mudah mengeluh, semua mengalami cobaan).

7. Maqamku diziyarahi (Makamku ziarahilah).

8. Jo kakean guyon (Jangan kebanyakan bergurau).

9. Nek ibadah sing istiqomah (Kalau beribadah istiqamahlah).

10. Sholate sing ati-ati (Shalatnya yang hati-hati).

11. Nek hajat sing ati-ati (Kalau berhajat yang hati-hati).

12. Sing eman karo wong tuwo (Yang murah hati terhadap orangtua).

13. Jo podo sembrono (Jangan mudah tergesa-gesa).

14. Sopo gelem obah bakal mamah (Siapa yang mau bergerak jangan takut tidak makan).

15. Aku wekas karo sliramu: wiwit mongso iki sliramu saben-saben deres supoyo tartil. Mergo senejan mung setitik nanging tartil iku luwih utama lan manfaat tinimbang olih akeh nanging ora tartil. (Aku berpesan kepadamu: mulai sekarang setiap kali kamu ‘deres’ supaya ‘tartil’. Karena meskipun dapat sedikit tapi tartil itu lebih utama dan bermanfaat daripada dapat banyak tapi tidak tartil).

16. Mulo wiwit saiki dibiasaaken sing tartil senejan mung olih sa’juz rong juz sedino. Pengendikane sohabat Abdulloh bin Abbas mengkene “La an aqro-a surotan urottiliha ahabbu ilayya min an aqro-al qur-aana kullahu” (Makanya mulai dari sekarang dibiasakan yang tartil walau hanya dapat satu atau dua juz sehari. Sabda sahabat Abdullah bin Abbas begini: “Jika aku membaca satu surat dengan tartil adalah lebih aku sukai daripada membaca keseluruhan al-Quran.”).

17. Kejobo iku sing wis kelakon tur nyoto, yen kulinone deres tartil iku sa’mongso-mongso kepengin deres rikat temtu biso. Nanging sebalike yen biasane deres rikat bahayane iku yen deweke dikon deres tartil temtu ora biso jalan. Mulo sliramu yen ati-ati yen deres. Cukup semene wasiatku. (Selain itu hal yang sudah nyata, jika terbiasa deres tartil sewaktu-waktu ingin deres cepat tentu bisa. Tapi sebaliknya jika terbiasa deres cepat bahayanya jika disuruh deres tartil tentu tidak bisa jalan. makanya kamu hati-hati kalau deres. Cukup sekian wasiatku). (Tanda tangan beliau).

Keterangan:

• “Nderes” adalah kegiatan santri untuk menjaga hafalan al-Qurannya dengan cara mengulang-ulang setiap hari secara kontinyu, atau istilah Arabnya; Muraja’ah atau Takrir.
• “Tartil” adalah cara membaca al-Quran sesuai dengan tata aturan Tajwid beserta memperhatikan Makharijul Ahruf, sehingga tidak terjadi kesamaran kata ataupun hilangnya kata-kata tertentu dalam bacaan. Dan membaca tartil ini relatif susah bila dilafalkan dengan tempo cepat, harus pelan.
• Foto: KH. M. Arwani Amin dan KH. Hisyam Hayat.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 05 Oktober 2013

Sebagian saya ambil dari:
http://gubuk-cahaya.blogspot.com/2011/11/wasiat-mbah-kiai-arwani.html