Ahad, 16 September 2018

TATA CARA BERWUDHU

TATA CARA WUDHU'

1. Membaca basmalah ketika membasuh dua telapak tangan, yaitu mengucapkan kalimat بسم الله.

Membaca basmalah hukumnya adalah sunnah.

2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali, hukumnya adalah sunnah

3. Berkumur yaitu memasukkan air ke dlm mulut lalu memutarnya atau menggerakkannya kemudian dikeluarkan lagi .

Hukumnya adalah sunnah dan juga di sunnahkan 3X

4. Istinsyaq dan istinsyar yaitu memasukkan air ke dalam hidung kemudian dikeluarkan lagi . Hukumnya adalah sunnah dan juga di sunnahkan 3X

5. Niat , yaitu niat wudhu di dlm hati bersamaan dengan membasuh muka , yakni ketika pertama kali mengalirkan air ke bagian wajah . (Rukun wudhu yang pertama)

Niat wudhu' adalah seperti mengucapkan (di dalam hati) "saya berniat wudhu".

Niat adalah bermaksud melakukan sesuatu di dalam hati dan disertakan di awal perbuatan.

Menurut Imam Malik niat bisa dilakukan sesaat sebelum membasuh muka.

نويت الوضوء لرفع الحدث الأصغر فرضا لله تعالى

6. Membasuh wajah
Secara merata baik panjang dan lebarnya. Membasuh muka adalah fardhu(rukun wudhu' yg ke dua) .

Di sunnahkan membasuh muka 3X.
Batasan panjang muka adalah dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai ke bagian dagu.
Dan dari telinga kanan ke telinga kiri.

Mengusap telinga tdk masuk ke dlm bagian dari muka dan tdk wajib membasuhnya.

7. Membasuh kedua tangan sampai dua siku (Rukun wudhu yang ke3)

Siku adalah tempat bertemunya tulang lengan bawah dan tulang lengan atas.

Dua siku masuk pada bagian dua tangan yg wajib di basuh.

8. Mengusap sebagian kepala atau rambut kepala (rukun wudhu yang ke4)

Yaitu dari tempat tumbuhnya rambut sampai tengkuk atau lubang yang berada dibagian belakang kepala.

9. Mengusap kedua telinga [ini sunnah hukumnya]

10. Membasuh kedua kaki hingga dua mata kaki
Dan ini adalah fardhu(rukun wudhu' yg ke5.)

Disunnahkan membasuh 3x.

Dan di sunnahkan membasuh kaki kanan terlebih dahulu.

Dua mata kaki adalah dua tulang yg menonjol di pergelangan dua kaki , dan dua mata kaki ini masuk pada bagian dua kaki yang wajib di basuh dalam berwudhu'.

11.Tartib (rukun wudhu yang ke-6)

Ada beberapa Sunnah wudhu yg belum di tulis dalam penjelasan dibatas.

Semoga bermanfaat

Wallahu a'lam

Jumaat, 7 September 2018

NASIHAT UNTUK RUMAH TANGGA SAKINAH

NASIHAT UNTUK RUMAH TANGGA YANG SAKINAH

Bismillaah

**ISTRI yang Baik dalam Islam
Jika kita ingin hidup bahagia dengan suami kita, maka pertama-tama kita harus memiliki rasa takut kepada Allaah, sehingga menjalankan semua kewajiban dan menahan diri dari segala Dosa.

1 - Selalu Mempertimbangkan setiap kata-kata dan tindakan kita dengan Pertimbangan AGAMA, dan memilih berteman dengan orang-orang baik yang memberikan nasihat yang baik serta memberitahu kita apa2 yang membawa manfaat.

2- Menjauhi orang-orang jahat yang menambah hal yang buruk (BaaTil) kepada kita dan suka memutar kenyataan/kebenaran. Yaitu mereka, yang jika kita tidak ada/pergi, akan melawan kita dengan Fitnah (Ghibah) di belakang kita dan bersukacita ketika kita mempunyai masalah dengan suami kita!
Selalu mengingat pada perkataan dari Imam Ash-Shafi^iyy, semoga Allaah merahmatinya :
"Orang yang memiliki prasangka baik (terhadap Muslim lain) hidupnya akan berjalan dengan cara yang baik pula."

3- Tidak mencari kesalahan suami, karena bisa saja orang lain akan mencari kesalahan2 kita dan mempermalukan diri kita di depan orang lain.

4- Menekan pendapat kita (yang kurang benar), melawan ego kita dan lebih memilih pendapat suami, selama pendapatnya tidak bertentangan dengan hukum Islam.

5- Mengupayakan untuk selalu memiliki pikiran yang baik terhadap suami dan tidak berpikir buruk tentang dia. MENUTUPI Kesalahan/
Kekurangannya dan tidak mempermalukan dia di depan orang-orang (baik di depan saudara2 kita maupun kawan2 kita), karena kita akan menjadi lebih besar (bijak) di depan matanya, dia akan semakin mencintai kita.

6- Jangan sampai istri banyak BERTERIAK di dalam rumahnya, atau di depan keluarganya dan tetangga, karena Teriakan menyebabkan suasana buruk di rumah dan menjadikan suami kurang menyayangi istrinya.

7- Memperlakukan suami dengan BIJAK dan SABAR, dan PUAS-lah dengan sedikit/banyak penghasilan (rezeki) yang diperolehnya dan bersyukur kepada Allaah atas karunia-karunia yang telah kita terima.
Lihatlah mereka... -dalam kaitannya dengan urusan Duniawi-, LIHAT orang-orang yang secara Finansial dan Fisik lebih kekurangan daripada kita. Jika suatu hari kita berubah dari kaya lalu jatuh miskin, cukup kita ingat bahwa sebagian besar dari para NABI dan orang-orang Suci adalah MISKIN. Dan bahwa para Muslim yang miskin, akan masuk Surga 500 tahun lebih awal dari orang-orang Muslim yang kaya...!

~~Semoga kita menjadi Istri yang baik, yang dapat membawa Keseimbangan, Ketenangan dalam Kehidupan Suami dan rumah-tangga. InShaa'al-Laah
Dan buat para Suami, semoga bisa memberi Nasehat di atas kepada Istrinya tentang *Bagaimana menjadi Istri yang Baik dalam Islam*
Buat yang belum berIstri/berSuami, semoga bisa menjadi Tambahan Ilmu dan untuk mempesiapkan diri

Jumaat, 31 Ogos 2018

Rukun Nikah dan syarat-syaratnya

Rukun Nikah


Pengantin lelaki (Calon Suami)


Pengantin perempuan (Calon Isteri)


Adanya Wali


Dua orang saksi lelaki


Ijab dan Qabul (akad nikah)


.Syarat-Syarat Sah Nikah

a) Syarat-Syarat Bakal suami

Islam


Lelaki yang tertentu


Bukan mahram dengan bakal isteri


Bukan dalam ihram haji atau umrah


Dengan kerelaan sendiri (tidak sah jika dipaksa)


Mengetahui wali yang sah bagi akad nikah tersebut


Mengetahui bahawa perempuan itu boleh dan sah dinikahi


Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa.


.b) Syarat-Syarat Bakal Isteri

Islam


Bukan seorang khunsa


Perempuan yang tertentu


Tidak dalam keadaan idah


Bukan dalam ihram haji atau umrah


Dengan rela hati (bukan dipaksa kecuali anak gadis))


Bukan perempuan mahram dengan bakal suami


Bukan isteri orang atau masih ada suami


Syarat Wali


Adil


Islam


Baligh


Lelaki


Merdeka


Tidak fasik, kafir atau murtad


Bukan dalam ihram haji atau umrah


Waras – tidak cacat akal fikiran atau gila


Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan


Tidak muflis atau ditahan kuasa atas hartanya.


Khamis, 30 Ogos 2018

RENUNGAN KEMATIAN

TIDAK ADA YG TAU KAPAN AJAL MENJEMPUT

✅"Bila Kematianku tiba Aku tidak Khawatir dan Cemas tentang Jasadku yang Kaku ...
✅Kaum Muslimin Pastilah akan Menunaikan apa2 Yang sudah Seharusnya Mereka Kerjakan ... ✅Melepaskan Seluruh Pakaianku .. ✅Memandikanku .. Mengkafaniku .. ✅Mengeluarkanku dari Rumahku ..
✅Membawaku ke Rumahku yang Baru ( Kuburku ) .. Orang banyak akan datang Mengantarku kesana .. diantara Mereka bahkan ada yang Menunda / Membatalkan Pekerjaan demi Pemakamanku ini ..
✅Seluruh Milikku tidak ada Satupun yang Aku Bawa .. Kunci2 ku .. Kitab2 ku .. Tas2 ku .. Sepatu2 ku .. Baju2 ku .. dan Semua yang Lainnya .. Bila Keluargaku Sepakat Mereka akan Menyedekahkannya agar Bermanfaat Bagiku..
✅Yakinlah ... Dunia tidak akan Bersedih karena Kematianku .. Alam Semesta tetap akan Berputar Seperti biasanya .. Perekonomian akan Berlanjut .. Pekerjaanku akan digantikan Orang Lain .. Harta Bendaku akan Menjadi Warisan ✅Sedangkan di Alam Kubur Semua Menjadi Perhitungan dan Tanggung Jawabku ..
Yang Banyak ataupun Sedikit .. Bahkan yang Kecil yang Tak Berharga sekalipun ...
✅Hal pertama yang akan Hilang Seketika Aku Mati adalah Nama yg dengannya Aku dipanggil di Dunia ini .. Seketika Aku mati Mereka ✅Memanggilku dengan sebutan jasad ...
✅Waktu Shalat Mereka Menyebutku Jenazah .. ✅Ketika Menguburku Mereka Menyebutku Mayit .. Jelas Sekali Kala itu ..Bahwa Nasabku .. Sukuku ...Status Sosialku dan
Ketenaranku tidak Berarti apa2 ..
Sama Sekali tidak Layak diagung2 kan ...
✅Alangkah Sepele/Kecil nya Dunia ini dan Alangkah Bodohnya Kita yang Selama ini Menganggapnya Penting / Besar ..
Untuk Kita yang Masih Hidup ..
❇❇Kesedihan Kita dapat dibagi 3 Golongan ...

✅1. Orang2 yang hanya Mengenal Kita biasa2 saja akan Mengasihani Kita Sesaat ..
✅2. Teman2 Akrab akan Bersedih dan Merasa Kehilangan Selama Beberapa Minggu .. Setelahnya Mereka akan Kembali Pada Kehidupannya Semula ..
✅3. Keluarga / Ahlul Bait .. akan Bersedih Berbulan2 .. Mungkin Setahun .. Setelahnya Kita Pun akan Tinggal Sebagai Kenangan ...
Berakhirlah Kisah Kita diantara Manusia .. Bermulalah Kisah Hidup Kita dialam Akhirat .. Telah Hilang dari Kita Kecantikannya .. Hartanya .. Keluarganya .. Semuanya .. inilah Hidup yang Sesungguhnya ..

✅Kita Tidak akan Tau Kapan / Dimana
Maut akan Menjemput Kita..

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya Kematian yang Kamu Lari Daripadanya, maka Sesungguhnya Kematian itu akan Menemui Kamu, Kemudian Kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang Mengetahui yang Ghaib dan yang Nyata, lalu Dia Beritakan Kepadamu apa yang telah Kamu kerjakan".
(QS.Al-Jumu’ah :8)

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya ALLAH, Hanya Pada Sisi-Nya Sajalah Pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang Menurunkan Hujan, dan Mengetahui apa yang ada dalam Rahim. Dan tiada Seorangpun yang dapat Mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya Besok. Dan tiada Seorangpun yang dapat Mengetahui di Bumi mana Dia akan Mati. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"
(QS.Luqman:34)

✅Jangan Sampai Saat Ajal menjemput,
Sementara Kita sedang berbuat Maksiat..Naudzubillah..
Semoga Kelak Ketika Ajal Menjemput, Kita Sedang Melakukan Kebaikan, Baik Kepada Diri Sendiri, ataupun Melakukan Kebaikan Kepada Orang Lain.

✅Apakah Anda akan Membiarkan sedikit pengetahuan ini Hanya dibaca disini..??/
Membagikan Sedikit Pengetahuan ini kesemua Teman facebookmu

✅Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh Pahala.” (HR. Al-Bukhari)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 8)

وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).”

#SEMOGA_BERMANFAAT..
Aamiin x3 YRB...

Rabu, 22 Ogos 2018

TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Kepada : Para Modin

TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN SECARA KHUSUS DENGAN ASMA' PENYEMBELIHAN
BY: Mohammad Bahauddin

A. Rukun penyembelihan :
1. Menyembelih: Dalam penyembelihan diharuskan memotong saluran keluar masuknya nafas (hulqum) dan saluran masuknya makanan dan minuman (mari'). 
2. Penyembelih: Orang yang menyembelih diharuskan beragama islam
3. Hewan yang disembelih: Hewan yang disembelih adalah hewan yang halal dagingnya, dan dalam keadaan  masih hidup. Jika hewan tersebut hampir mati karena sebab yang jelas, seperti tertabrak atau tertembak, maka disyaratkan adanya hayat mustaqirrah (keadaan masih adanya ruh dalam jasad yang disertai kemampuan melihat, bersuara dan bergerak sesuai kehendak) pada saat disembelih. Jika hewan tersebut hampir mati karena sakit tanpa diketahui penyebabnya, maka boleh disembelih meskipun tidak memiliki hayat mustaqirrah.
4. Alat penyembelihan : Diharuskan menggunakan alat yang tajam dengan ketajaman yang minimal mampu merobek daging, seperti alat tajam yang terbuat dari besi, batu maupun kayu. Tidak boleh menyembelih dengan menggunakan kuku, gigi dan tulang, meskipun sangat tajam.

B. Kesunnahan dalam menyembelih
1. Menajamkan pisau
2. Menekan pisau dengan kuat
3. Orang yang menyembelih menghadap kiblat. Leher hewan yang disembelih juga dihadapkan ke kiblat, dengan posisi kepala di selatan.
4. Membaca basmalah.
5. Menyembelih unta dengan cara nahru (menyembelih pada leher bagian bawah), untuk selain unta menyembelih dengan cara dzabhu (menyembelih pada leher bagian atas).
6. Menyembelih unta dalam keadaan berdiri, dan menyembelih sapi, kerbau dan kambing dalam keadaan dibaringkan.
7. Memotong kedua otot leher (قطع الودجين).
8. Baca Asma' Khusus Nyembelih Hewan: "Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil adzim. Ingsung Anglerestariake qudrah haditsah metu sangking Nur Muhammadiyyah baliho marang Muhammadiyyah Hujar Kajibut insan Huwallah"
9. Tambah doa: اللهم هذه منك وإليك فتقبلها يا كريم

C. Kemakruhan dalam menyembelih
1. Tidak membaca basmalah.
2. Tidak menghadap kiblat.
3. Mengasah pisau di hadapan hewan yang akan disembelih.
4. Menyembelih hewan di hadapan hewan lain.

Hal-hal yang berkaitan dengan penyembelihan kurban :
- Bagi laki-laki yang berkurban disunnahkan untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri, sedangkan bagi perempuan disunnahkan untuk mewakilkan penyembelihan hewan kurbannya. Apabila penyembelihan diwakilkan kepada orang lain, maka sunnah bagi yang berkurban untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurbannya.
- Bagi orang yang hendak berkurban, dimakruhkan memotong rambut dan kuku mulai awal bulan Dzulhijjah hingga hewan kurbannya disembelih.
- Disyaratkan adanya niat dalam berkurban. Niat ini bisa dilakukan pada saat penyembelihan atau sebelumnya, sebagaimana niat dalam zakat. Niat kurban boleh dilakukan sendiri oleh orang yang berkurban, dan boleh diwakilkan.
** Contoh niat kurban sunnah bagi penyembelih sebagai wakil dari mudhahi:
نويت الأ ضحية المسنونة عن موكلي ........... لله تعالى         
** Contoh niat kurban nadzar bagi penyembelih sebagai wakil mudhahi:
نويت الأ ضحية المنذورة عن موكلي ....... لله تعالى

Jumaat, 10 Ogos 2018

SEORANG NABI TIDAK PERNAH SESAT

*NABI MUHAMMAD  shallallaahu 'alayhi wa sallam TERPELIHARA DARI KESESATAN, BAIK SEBELUM KENABIAN MAUPUN SETELAH KENABIAN*

*Tafsir ayat ووجدك ضالا فهدى*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
```
Baru-baru ini, tersebar video mengenai penafsiran surat adh-Dhuha ayat 7 dari seseorang yang jahil dasar2 ilmu agama yang begitu menghebohkan. Dikatakan oleh penafsir yang jahil tersebut bahwa berdasarkan ayat tersebut, Nabi Muhammad ﷺ pernah sesat sebelum diangkat menjadi Nabi, lalu Allah memberinya petunjuk.

Yang tidak kalah memancing polemik di kalangan publik adalah lanjutan ceramah yang berisi kesesatan aqidah itu ia mengaitkan “kesesatan” Nabi itu menurut sangkaan bathilnya itu dengan peringatan hari lahir Nabi yang populer disebut perayaan maulid nabi di kalangan ummat Islam di banyak negara Islam di dunia yang hingga masa ini telah berlangsung sudah ribuan tahun yang lalu. Dia menegaskan bahwa peringatan maulid sama halnya dengan memperingati kesesatan Nabi. Na’udzu billahi min dzalik.

Meski yang bersangkutan telah meminta maaf secara terbuka, namun hal itu tidak menyurutkan niat penulis untuk menjelaskan kepada publik bahwa ayat tersebut tidaklah mengandung makna seperti apa yang ia katakan.

Patut ditekankan dan ditegaskan bahwa Nabi Muhammad -shallallaahu 'alayhi wa sallam- yang kita cintai serta sosok yang segala tindak-tanduknya kita teladani, tidak pernah mengalami fase tersesat dari jalan yang benar.

Berikut ulasan singkatnya. Semoga bermanfaat.

Penting dipahami bahwa menurut para ulama Ahlussunnah dan para ahli tafsir terkemuka yang mu’tabar, ayat tersebut sama sekali tidak menunjukkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah mengalami kesesatan.

Imam an-Nasafi, salah seorang ulama tafsir terkemuka mengatakan dalam Tafsir an-Nasafi, 4/39:

"ولا يجوز أن يفهم به عدول عن حق ووقوع في غي فقد كان عليه الصلاة السلام من أول حاله إلى نزول الوحي عليه معصوماً من عبادة الأوثان وقاذورات أهل الفسق والعصيان".

Maknanya:
“Ayat tersebut tidak boleh dipahami bahwa Nabi Muhammad -shallallaahu 'alayhi wa sallam- pernah menyimpang dari kebenaran dan terjatuh dalam kesesatan, karena beliau sejak awal sampai turunnya wahyu kepadanya ma’shum (dijaga; dipelihara oleh Allah jalla wa 'azza) dari perbuatan menyembah berhala serta perbuatan-perbuatan hina para pelaku kefasikan dan ahli maksiat”

Al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitabnya asy-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Mushthafa (2/109) mengatakan:

"والصواب أنهم معصومون قبل النبوة من الجهل بالله وصفاته والتشكك في شيء من ذلك".

Maknanya:
“Pendapat yang benar bahwa para nabi ma’shum dari ketidaktahuan mengenai Allah dan sifat-sifat-Nya dan juga dari keragu-raguan dalam hal itu”

Imam al-Hafizh al-Faqih Syekh Abdullah al-Harari al-'Abdari al-Habasyi asy-Syafi'i (w. 1429 H/2008) menegaskan dalam kitab Mukhtashar Sullam at-Taufiq, hlm. 12 :

"وَتَجِبُ لَهُمُ الْعِصْمَةُ مِنَ الْكُفْرِ وَالْكَبَائِرِ وَصَغَائِرِ الْخِسَّةِ قَبْلَ النُّبُوَّةِ وَبَعْدَهَا"

Maknanya:
“Para nabi itu pasti terjaga (ma’shum) dari kufur, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang menunjukkan kehinaan jiwa, baik sebelum mereka menjadi nabi maupun sesudahnya.”
```
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

💐SEMOGA BERMANFAAT💐

INILAH AHLI SUNNAH WALJAMAAH

🔰 *INILAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH  [Al-FIRQAH AN-NAJIYAH; GOLONGAN SELAMAT] YANG SEBENARNYA [AQIDAH MAYORITAS KAUM MUSLIMIN; ASY'ARIYYAH MATURIDIYYAH[...!!!*

📛 *WAHABI (para pengikut aqidah mujassimah yang diwariskan Ibnu Taimiyah], HIZBUT TAHRIR [para pengikut an-Nabhani asal Palestina], HIZBUL IKHWAN [para pengikut ajaran Sayyid Quthb asal Mesir] adalah sekte2 sesat yang mengatas namakan gerakan Islam dan mereka ..... BUKAN AHLUSSUNNAH WAL-JAMA'AH*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
```
Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam bersabda:

"عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَ إِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةُ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ اْلاثْنَيْنِ أَبْعَدُ، فَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ"

Maknanya: “Wajib bagi kalian untuk berpegang teguh pada al-Jama’ah (yakni Ahlussunnah wal-Jama’ah; as-Sawaad al-A'zham; mayoritas kaum muslimin salaf & khalaf), dan janganlah kalian terpecah dalam perkara aqidah, karena sesungguhnya syetan itu menyukai mereka yang menyempal dari aqidah mayoritas ummat Islam [as-sawaad al-a'zham], sementara dari kelompok mayoritas ia akan menjauh, maka barangsiapa yang ingin masuk surga [yakni selamat di akhirat], ia mesti berpegang teguh pada aqidah al-Jama'ah [golongan Ahlussunnah wal-Jama’ah”.

(Hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Hakim, dan Imam at-Tirmizdi mengatakan: hadits ini adalah hasan shahih).

Ahlussunnah wal Jama’ah juga merupakan kelompok kaum muslimin yang dipuji oleh Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:

"وَإِنَّ هذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ، ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَ وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ"

Maknanya:

“Sesungguhnya ummat ini (yakni ummat nabi Muhammad; yang mengatas namakan Islam) akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua) golongan akan masuk neraka (karena sesat aqidah dan ajarannya) dan hanya satu golongan saja yang akan masuk surga, mereka adalah al-Jama’ah (yakni golongan Ahlussunnah wal-Jama’ah)”.

Imam al-‘Izz bin ‘Abdissalam mengatakan:

"وَهؤُلَاءِ الحَنَفِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَفُضَلَاءُ الحَنَابِلَةِ فِي العَقَائِدِ يَدٌ وَاحِدَةٌ  كُلُّهُمْ عَلَى رَأْيِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ يَدِيْنُوْنَ للهِ تَعَالىَ بِطَرِيْقِ شَيْخِ السُّنَّةِ أَبِي الْحَسَنِ الأَشْعَرِيْ رَحِمَهُ اللهُ"

Maknanya:

“Para ulama' dari kalangan madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, serta pemuka madzhab Hanbali dalam satu keyakinan, semuanya meyakini keyakinan Ahlussunnah wal-Jama’ah yang mereka berpegang teguh dengannya demi mengharapkan ridha Allah ta’ala, mereka mengikuti rumusan yang dirangkum oleh pemuka golongan Ahlussunnah wal-Jama'ah yaitu Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari rahimahullaah”.

Beliau juga mengatakan:

وَبِالْجُمْلَةِ عَقِيْدَةُ الأَشْعَرِيّ هِيَ مَا تَضَمَّنَتْهُ عَقِيْدَةُ أَبِي جَعْفَرٍ الطَّحَاوِيّ الَّتِي تَلَقَّاهَا عُلَمَاءُ الْمَذَاهِبِ بِالْقَبُوْلِ وَرَضُوْهَا عَقِيْدَةً".

Maknanya:

“Jadi secara umum kita nyatakan bahwa aqidah Imam al-Asy’ari adalah apa yang tercantum dalam kitab aqidah yang ditulis oleh Imam Abu Ja’far ath-Thahawi [salah satu tokoh utama ulama'salaf], dimana aqidah yang disebutkan dalam kitab tersebut adalah aqidah yang disepekati kebenarannya oleh semua ulama' empat madzhab dan bahkan itulah aqidah yang mereka yakini”.

Al-Hafizh Murtadha az-Zabidi al-Hanafi dalam kitabnya Syarh Ihya’ ‘Ulum ad-Din [It-haf as-Sadah al-Muttaqin] pada juz 2, hlm. 6 pasal kedua mengatakan:

"إِذَا أُطْلِقَ أَهْلُ السُنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِمْ الْأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ". اهـ

Maknanya: "Jika dikatakan Ahlussunnah wal-Jama’ah maka yang dimaksud adalah golongan al-'Asy'ariyyah dan golongan al-Maturidiyyah”.

Al-Faqih al-Hanafi Ibnu ‘Abidin dalam kitab Hasyiyah-nya menuturkan:

"أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَهُمُ اْلأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ".

Maknanya:

“Ahlussunnah wal-Jama’ah adalah golongan al-‘Asy'ariyyah dan golongan al-Maturidiyyah”
```
🌸SEMOGA  BERMANFAAT🌸

*Silahkan share untuk sdr2 kaum muslimin di manapun...💐*

💐💐💐

Sabtu, 4 Ogos 2018

KEAGUNGAN & KEUTAMAAN BELAJAR [TALAQQI] ILMU AGAMA KEPADA ULAMA'

📚 *KEAGUNGAN & KEUTAMAAN BELAJAR [TALAQQI] ILMU AGAMA KEPADA ULAMA'*📚

📒 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ عَنْهُما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dari Sayyidina Abdullah ibnu Abbas -radhiyallaahu 'anhumaa- ia berkata: Rasulullah -shallallaahu 'alayhi wa sallam- bersabda:

🔸 "فَقِيهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ". (رَوَاهُ ابنُ ماجَهْ في سننه)

Maknanya: *"Satu orang yang faqih (yang paham & mendalami ilmu agama) itu lebih berat bagi syetan dibandingkan seribu ahli ibadah (tapi tidak faqih; tak mendalami ilmu agama)" HR. Ibnu Majah dalam kitab Sunan.*

🔸الإنسانُ إذا تعلّم عِلْمَ الدِّينِ الصّحيحِ والتزم به، هذا الشَّيْطَان لا يتمكن منه بسهولة،

Apabila seseorang mempelajari ilmu agama yang benar dan ia konsisten dalam mengamalkan ilmu agama, maka syetan tidaklah mudah untuk menggoda dan membuatnya tergelincir dalam kerusakan.

🔸والإنسانُ إذا لم يتعلّمْ عِلْمَ الدِّينِ كيف يضمن أنَّ صيامَهُ صحيحٌ وصلاتَهُ صحيحةٌ وكذلك سائر أعماله الصّالحة صحيحة؟

Seseorang yang tidak mengaji (talaqqi) ilmu agama, bagaimana ada jaminan baginya selamat; tak ada jaminan tentang puasa, shalat dan segala amal kebaikannya yang ia lakukan dinyatakan shah & benar.

👈🏻 فلا نجاةَ إلا بِعِلْمِ الدِّينِ

Maka, tak ada jalan selamat bagi seseorang kecuali dengan melalui ilmu agama

     🔸🔸🔹🔶🔹🔸🔸

Jumaat, 3 Ogos 2018

DIMANA ALLAH ???

*🕋◎❅◎۩ ﷽ ۩◎❅◎🕋*

📚 *MUTIARA ILMU TAWHIID*📚

Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi asy-Syafi'i menyatakan:

◽ ﻣَﻦْ ﺗَﺮَﻙَ ﺃَﺭْﺑَﻊَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻛَﻤُﻞَ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧُﻪُ: "ﺃَﻳْﻦَ ﻭَ ﻛَﻴْﻒَ ﻭَ ﻣَﺘٰﻰ ﻭَ ﻛَﻢْ"،

🔅ﻓَﺈِﻥْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻚَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ؟ ﻓَﺠَﻮَﺍﺑُﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻲ ﻣَﻜَﺎﻥٍ ﻭَﻻَ ﻳَﻤُﺮُّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺯَﻣَﺎﻥٌ،

🔅 ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻚَ ﻛَﻴْﻒَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ؟ ﻓَﻘُﻞْ ﻟَﻴْﺲَ ﻛَﻤِﺜْﻠِﻪِ شىء،

🔅 ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻚَ ﻣَﺘٰﻰ ﺍﻟﻠّٰﻪُ؟ ﻓَﻘُﻞْ: ﻟَﻪُ ﺃَﻭَّﻝٌ ﺑِﻼَ ﺍﺑْﺘِﺪَﺍﺀٍ ﻭَ ﺀَﺍﺧِﺮٌ ﺑِﻼَ ﺍﻧْﺘِﻬَﺎﺀٍ،

🔅 ﻭَ ﺇِﻥْ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻚَ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻛَﻢْ ﺍﻟﻠّٰﻪُ؟ ﻓَﻘُﻞْ ﻟَﻪُ ﻭَﺍﺣِﺪٌ ﻻَ ﻣِﻦْ ﻗِﻠَّﺔٍ ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠّٰﻪُ ﺃَﺣَﺪٌ

Maknanya:

*"Barangsiapa yang meninggalkan empat kata (yakni tidak menanyakan kata tersebut untuk ditujukan kepada Allah) maka sempurnalah keimanannya, yaitu: "Dimana, Bagaimana, Kapan dan Berapa".*

1. Jika seseorang berkata kepada anda: Di mana Allah?
Maka jawablah:
*Allah ada tanpa tempat dan tidak terikat oleh waktu.*

2. Jika dia berkata: Bagaimana Allah?
Maka jawablah: *Allah tidak menyerupai suatu apapun daripada makhluk-Nya.*

3. Jika dia berkata: Kapan Allah ?
Maka jawablah:  *Allah al-Awwal; ada-Nya tanpa permulaan (tiada yang menciptakan Allah dari pada tiada menjadi ada) dan Dia al-Akhir : Allah ada tanpa berpenghabisan (tidak mati, tidak punah dan tidak binasa).*

4. Jika dia berkata: Berapa Allah?
Maka jawablah :  *Allah Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, Dia Esa; satu bukan dari segi bilangan yang berarti sedikit, tetapi dari segi bahwa tiada sekutu bagi-Nya dan tiada sesuatupun yang menyerupai-Nya".*

📖 Kasyifah as-Saja Syarh Safinah an-Naja.```

❤💦 *_Semoga bermanfaat_*
*آمِــــــــــيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِــــــــــيْن*َ َ

*🕋◎❅◎۩❁۩◎❅◎🕋*

Jumaat, 2 Februari 2018

Hukum imam yg tidak baik bacaan al -qur'anya

Pertanyaan dari:
Keluarga DASI: Santri Dasi
Tema :
Judul :

*Deskripsi :*
Ketika melaksanakan sholat Jum'at di kampung sebelah, Kang Sodrun yg agak paham ilmu tajwid, mendengar khotib bacaan Al Qur’an nya kurang pas, banyak makhroj huruf yang tertukar, dan mad wal Qoshrinya (panjang pendek) terbolak balik.
Apalgi ketika melaksanakan sholat, khotib tsb juga menjadi Imam, yang bacaan Surat Al-Fatihahnya juga tdak sesuai kaidah Tajwid.

*Pertanyaan :*
1. Mengingat membaca Al Qur’an merupakan salah satu dari rukun khutbah,,  Sahkah khutbah jum'at khotib tsb. ??
2. Mengingat surat Al Fatihah juga merupakan salah satu rukun sholat,,  Sahkah sholat jum'at kang sodrun tsb ??

_*Disajikan pada*_:
Sabtu, 20 Januari 2018
Pukul: 14:30-16:30 WIB
*DASI*

إعلم أن الواجب في علم التجويد ينقسم إلى واجب شرعي وهو ما يثاب على فعله و يعاقب على تركه أو صناعي وهو ما يحسن فعله و يقبح تركه و يعزر على تركه التعزير اللائق عند أهل تلك الصناعة فالشرعي ما يحفظ الحروف من تغيير المبني و إفساد المعنى فيأثم تاركه والصناعي فيما ذكره العلماء في كتب التجويد كالإدغام والإخفاء والإقلاب والترقيق والتفخيم فلا يأثم تاركه على اختيار المتأخرين . نهاية القول المفيد : ص : ٢٤

Diperinci, SAH jika bacaan imam hanya mengulang-ulang huruf atau makhraj-nya huruf serupa dengan huruf lain(kurang fasih). Namun apabila kesalahannya fatal sampai merubah huruf, atau makna maka bermakmum kepadanya tidak sah. Catatan: Praktek di atas jika sang imam telah belajar ilmu Tajwîd (tidak ceroboh).

Referensi:

الفتاوى الفقهية الكبرى الجزء 1 صحـ : 143 مكتبة الإسلامية

( وَسُئِلَ ) نَفَعَ اللَّهُ بِهِ عَمَّنْ تَعَلَّمَ الْفَاتِحَةَ وَفِي حَرْفٍ مِنْهَا خَلَلٌ لِثِقَلٍ فِي اللِّسَانِ هَلْ تُجْزِيْهِ صَلاَتُهُ أَوْ لاَ وَهَلْ يَجِبُ التَّعَلُّمُ فِي جَمِيعِ عُمْرِهِ أَوْ لاَ وَهَلْ تَصِحُّ الْجُمُعَةُ إذَا لَمْ يَكْمُلِ الْعَدَدُ إلاَ بِهِ مَثَلاً أَوْ لاَ ( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ إنْ كَانَ ذَلِكَ الْخَلَلُ نَحْوَ فَأْفَأَةٍ بِأَنْ صَارَ يُكَرِّرُ الْحَرْفَ صَحَّتْ صَلاَتُهُ وَالْقُدْوَةُ بِهِ لَكِنَّهَا مَكْرُوهَةٌ وَتَكْمُلُ الْجُمُعَةُ بِهِ وَلاَ يَلْزَمُهُ التَّعَلُّمُ وَإِنْ كَانَ لُثْغَةً فَإِنْ كَانَتْ يَسِيرَةً بِحَيْثُ يَخْرُجُ الْحَرْفُ صَافِيًا وَإِنَّمَا فِيهِ شَوْبُ اشْتِبَاهٍ بِغَيْرِهِ فَهَذَا أَيْضًا تَصِحُّ صَلاَتُهُ وَإِمَامَتُهُ وَتَكْمُلُ الْجُمُعَةُ بِهِ وَلاَ يَلْزَمُهُ التَّعَلُّمُ وَإِنْ كَانَ لُثْغَةً حَقِيقِيَّةً بِأَنْ كَانَ يُبْدِلُ الْحَرْفَ بِغَيْرِهِ فَتَصِحُّ صَلاَتُهُ لاَ الْقُدْوَةُ بِهِ إلاَ لِمَنْ هُوَ مِثْلُهُ بِأَنِ اتَّفَقَا فِي الْحَرْفِ الْمُبْدَلِ وَإِنْ اخْتَلَفَا فِي الْبَدَلِ فَلَوْ كَانَ كُلٌّ مِنْهُمَا يُبْدِلُ الرَّاءَ لَكِنَّ أَحَدَهُمَا يُبْدِلُهَا لاَمًا وَاْلآخَرُ عَيْنًا صَحَّ اقْتِدَاءُ أَحَدِهِمَا بِاْلآخَرِ وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمَا يُبْدِلُ الرَّاءَ وَاْلآخَرُ يُبْدِلُ السِّينَ لَمْ يَصِحَّ اقْتِدَاءُ أَحَدِهِمَا بِاْلآخَرِ هَذَا فِي غَيْرِ الْجُمُعَةِ - إلى أن قال - عِبَارَةُ الشَّرْحِ الْمَذْكُوْرِ وَمَنْ كَانَ بِلِسَانِهِ خَلَلٌ فِي الْفَاتِحَةِ مَثَلاً فَمَتَى رَجَى زَوَالَهُ عَادَةً لِتَعَلُّمٍ لَزِمَهُ وَإِنْ طَالَ الزَّمَنُ وَمَتَى لَمْ يَرْجُهُ كَذَلِكَ لَمْ يَلْزَمْهُ اهـ

Jika makmumnya lebih fasih dari pada imamnya maka tidak sah makmum pada imam yang tidak fasih. Ta`bir dalam bughyah :

(مسألة: ش): لا يصح اقتداء من يقرأ الفاتحة، وإن أخلّ ببعض حروفها، كأن يبدل السين تاء بمن لا يعرف الفاتحة أصلاً، بل يأتي ببدلها من قرآن أو ذكر ويجوز عكسه اهـ.

[فائدة]: لا يصح اقتداء قارىء بأمي، وهو من يخلّ بحرف من الفاتحة فخرج التشهد، فيصح اقتداء القارىء فيه بالأمي، وإن لم يحسنه من أصله، كما في النهاية والشوبري اهـ بجيرمي، ومثل التشهد التكبير والسلام إذ لا إعجاز في ذلك، لكن محله إن أتى ببدله من ذكر أو دعاء، فإن أخلّ بحرف من أحد الثلاثة فحكمه حكم الأمي اهـ باسودان

- Fathul Mu'in :

وقد تجب المفارقة، كأن عرض مبطل لصلاة إمامه وقد علمه فيلزمه نيتها فورا وإلا بطلت، وإن لم يتابعه اتفاقا، كما في المجموع

(ولا) قدوة (قارئ بأمي) وهو من يخل بالفاتحة أو بعضها، ولو بحرف منها، بأن يعجز عنه بالكلية، أو عن إخراجه عن مخرجه، أو عن أصل تشديدة، وإن لم يمكنه التعلم ولا علم بحاله

ويصح الاقتداء بمن يجوز كونه أميا إلا إذا لم يجهر في جهرية فيلزمه مفارقته، فإن استمر جاهلا حتى سلم لزمته الاعادة، ما لم يتبين أنه قارئ

Detail jawaban : WAJIB MUFARAQAH, seperti misalnya TERJADI SESUATU yang MEMBATALKAN SHOLAT IMAM, maka wajib ber-mufaraqah SEKETIKA, jika tidak maka BATAL Sholatnya, meski (sudah) tidak mengikuti Imam tersebut, hal ini disepakati oleh para 'ulama seperti yang ada di kitab Majmu'.

Dan TIDAK SAH seorang Qori' bermakmum pada seorang yang Ummi, yaitu orang yang merusak bacaan fatihahnya, atau SEBAGIAN dari fatihah itu, meski hanya satu huruf, baik karena tidak bisa membaca secara keseluruhannya atau tidak sesuai makhrojnya, atau tasydidnya, sekalipun hal itu dikarenakan ia sudah tidak mgk untuk belajar, dan makmum tidak mengerti akan keadaannya.

SAH bermakmum kepada Imam yang disangka Ummi, kecuali jika ketika sholat jahriyah Imam tersebut tidak mengeraskan Bacaannya, untuk itu wajib MUFAROQOH, jika ia meneruskan sholatnya bersama Imam tersebut dalam keadaan tidak tahu sampai Salam, maka ia wajib mengulang solatnya, jika sampai salam tidak jelas apakah dia QOri'

Bila makmum mengetahuinya setelah rampung shalat maka wajib mengulang shalatnya kalau mengetahuinya di tengah-tengah shalat maka ia wajib memutus shalatnya dan memulai lagi

( ولو اقتدى بمن ظنه أهلا ) للإمامة ( فبان خلافه ) كأن ظنه قارئا أو غير مأموم أو رجلا أو عاقلا فبان أميا أو مأموما أو امرأة أو مجنونا أعاد الصلاة وجوبا لتقصيره بترك البحث في ذلك

( قوله أعاد ) أي المقتدي وهو جواب لو ومحل الإعادة إن بان بعد الفراغ من الصلاة فإن بان في أثنائها وجب استئنافها

Bila ia (seorang laki-laki) bermakmum pada imam yang menurut prasangkanya ahli/mahir untuk menjadi imam tetapi kenyataannya berbeda seperti ia menyangka imamnya Qaari’ (ahli baca alQuran) atau bukan berstatus makmum atau laki-laki, atau berakal tapi kenyataannya imamnya UMMI (tidak fashih baca alquran) atau berstatus makmum pada orang lain atau perempuan atau gila maka ia wajib mengulang shalatnya karena sembrononya dalam rangka tidak mau meneliti imamnya terlebih dahulu sebelum shalat.

(keterangan maka ia wajib mengulang) bila kejelasan kenyataan imamnya setelah ia rampung shalat tapi bila kejelasannya ditengah-tengah shalat maka ia wajib memutuskan shalatnya dan memulainya dari awal lagi. [ I’aanah at-Thoolibiin II/52 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Mbah Jenggot, Raden Mas LeyehLeyeh, Masaji Antoro]. 

Tambahan
Ketahuilah bahwa sesungguhnya perkara yang wajib dalam ilmu tajwid terbagi menjadi dua bagian :
1. Wajib Syar'ie : yakni berpahala jika dikerjakan dan berdosa bila ditinggalkan
2. Wajib Shona'ie : yakni bagus dikerjakan dan jelek jika ditinggalkan, dan bagi yang meninggalkan akan dita'zir dengan ta'zir yang sesuai bagi ahlinya

Adapun wajib syar'ie meliputi perkara yang berhubungan dengan makhorijul huruf yang bisa merubah makna atau bahkan merusak makna, maka hukumnya berdosa bagi orang yang meninggalkannya.
Sedangkan yang wajib shona'ie keterangannya seperti penjelasan ulama yang terdapat dalam kitab kitab tajwid, seperti idghom, ikhfa', iqlab, tarqiq, tafkhim, dan sebagainya, hukumnya tidak berdosa bagi orang yang meninggalkannya" .

*KESIMPULAN:*
1. SAH
2. (SAH) Kesalahan Bacaan Belum Fatal.

Wallahu a'lam

Isnin, 15 Januari 2018

Kewajiban sholat berjamaah

SHOLAT BERJAMA'AH

(فصل) وصلاة الجماعة سنة مؤكدة وعلى المأموم أن ينوي الائتمام دون الإمام ويجوز أن يأتم الحر بالعبد والبالغ بالمراهق ولا تصح قدوة رجل بامرأة ولا قارئ بأمي وأي موضع صل في المسجد بصلاة الإمام فيه وهو عالم بصلاته أجزأه ما لم يتقدم عليه، وإن صلى في المسجد والمأموم خارج المسجد قريبا منه وهو عالم بصلاته ولا حائل هناك جاز.

_*Sholat Berjama'ah*_

Sholat berjama’ah bagi laki-laki di dalam sholat-sholat _fardhu_ selain sholat _Jum’at_ hukumnya adalah _sunnah muakkad_ menurut _Al-Qodhi Abu Syuja'_ dan _Imam Al-Rafi’i._

Namun pendapat yang lebih kuat menurut _Imam Al-Nawawi_ bahwa sholat berjama’ah hukumnya adalah _fardhu kifayah._

Seorang _makmum_ bisa mendapatkan pahala berjama’ah bersama _imam_ pada selain sholat _Jum’at_ selama _imam_ belum mengucapkan salam yang pertama, walaupun _makmum_ belum sempat duduk bersama _imam._

Adapun hukum berjama’ah di dalam sholat _Jum’at_ adalah _fardhu ‘ain,_ dan jama'ah sholat _Jum'ah_ tidak bisa didapatkan dengan kurang dari satu rekaat. Jadi seorang makmum harus mendapati satu rekaat bersama imam agar mendapatkan jama'ah sholat _Jum'at._

_*Kewajiban Di Dalam Berjama’ah*_

Wajib bagi _makmum_ niat menjadi _makmum_ atau niat mengikuti _imam._

Dan tidak wajib menentukan _imam_ yang diikuti bahkan cukup niat bermakmum dengan _imam_ yang hadir saat itu walaupun dia tidak mengenalnya.

Apabila ia menentukan _imam_ dan ternyata keliru, maka sholatnya batal kecuali jika disertai _isyarah_ dengan ucapannya : “Aku niat bermakmum pada _Zaid,_ yaitu orang ini”, namun ternyata dia adalah _‘Amar,_ maka sholatnya tetap sah.

Tidak wajib niat menjadi _imam_ bagi _imam_ itu sendiri, maka tidak wajib baginya niat menjadi _imam_ untuk mengesahkan bermakmum padanya di selain sholat _Jum’at._

Bahkan niat menjadi _imam_ hukumnya disunnahkan bagi imam. Jika ia tidak niat menjadi _imam,_ maka sholatnya dihukumi sholat sendirian dan ia tidak mendapatkan keutamaan sholat berjama'ah.

_*Seseorang Yang Sah Menjadi lmam*_

Bagi seorang lelaki merdeka diperkenankan bermakmum pada seorang budak laki-laki. Dan bagi lelaki baligh diperkenankan bermakmum pada anak yang menjelang baligh _(murahiq)._

Adapun seorang anak yang belum _tamyiz,_ maka tidak sah bermakmum dengannya.

Seorang lelaki tidak sah bermakmum pada seorang wanita dan _khuntsa musykil_ (seseorang yang mempunyai dua alat kelamin). Seorang _khuntsa musykil_ tidak sah bermakmum pada seorang wanita dan _khuntsa musykil_ lainnya.

Seorang _qari’_ yaitu orang yang benar bacaan _Al-Fatihahnya,_ tidak sah bermakmum pada seorang _ummi_ yaitu orang yang cacat bacaan huruf atau _tasydid_ dari surat _Al-Fatihah._

_*Syarat-Syarat Berjama’ah*_

Di tempat manapun di dalam masjid seseorang melakukan sholat mengikuti _imam_ yang berada di dalam masjid, dan ia _(makmum)_ mengetahui sholatnya _imam_ dengan melihatnya secara langsung atau melihat sebagian _shof_ (barisan), maka hal tersebut sudah cukup di dalam sahnya bermakmum dengan _imam,_ selama posisinya tidak mendahului _imam._

Apabila tumit _makmum_ mendahului tumit _imam_ dalam satu arah, maka sholatnya tidak sah. Dan tidak masalah jika tumitnya sejajar dengan tumit _imam._

Dan disunnahkan bagi _makmum_ untuk mundur sedikit di belakang _imam._ Dan dengan posisi ini, ia tidak dianggap keluar dari _shof_ sehingga akan menyebabkan ia tidak mendapatkan keutamaan sholat berjama’ah.

Jika seorang _imam_ sholat di dalam masjid sedangkan _makmum_ sholat di luar masjid, ketika keadaan _makmum_ dekat dengan _imam_ dengan artian jarak diantara keduanya kira-kira tidak lebih dari tiga ratus _dzira’_ (kurang lebih sekitar 144 m) dan _makmum_ mengetahui sholat _imam_ serta tidak ada penghalang di antara _imam_ dan _makmum,_ maka diperkenankan bermakmum pada _imam_ tersebut. Dan jarak tersebut terhitung dari ujung terakhir masjid.

Jika _imam_ dan _makmum_ berada di selain masjid, adakalanya ruang terbuka atau bangunan, maka syaratnya adalah jarak di antara keduanya tidak lebih dari tiga ratus _dzira’,_ dan tidak terdapat penghalang di antara keduanya.






_*( Abu 'Abdillah Ibnu Zubaidy Al-Bathy )*_