Sabtu, 18 November 2017

Cara ber istinjak

ISTINJA' (BERSUCI SETELAH BUANG AIR) DAN ETIKA DI DALAM BERISTINJA'

(فصل) والاستنجاء واجب من البول والغائط والأفضل أن يستنجي بالأحجار ثم يتبعها بالماء ويجوز أن يقتصر على الماء أو على ثلاثة أحجار ينقي بهن المحل فإذا أراد الاقتصار على أحدهما فالماء أفضل. ويجتنب استقبال القبلة واستدبارها في الصحراء ويجتنب البول والغائط في الماء الراكد وتحت الشجرة المثمرة وفي الطريق والظل والثقب ولا يتكلم على البول والغائط ولا يستقبل الشمس والقمر ولا يستدبرهما.

Istinja' atau bersuci dari buang air kecil dan buang air besar hukumnya adalah wajib(menggunakan air atau batu atau setiap benda padat, suci, bisa menghilangkan najis dan bukan benda yang dimuliakan) . Yang lebih utama adalah bersuci dengan memakai beberapa batu kemudian dengan air, dan diperbolehkan bagi sesorang yang beristinja' untuk bersuci dengan memakai air saja atau dengan 3 (tiga) buah batu yang dapat membersihkan tempat najis (hal ini apabila tempat najis tersebut sudah dikatakan suci dengan memakai 3 buah batu, dan jika belum maka ditambah lagi (lebih dari tiga) sampai dihukumi suci). Apabila hendak memakai salah satu dari dua cara tersebut , maka yang lebih utama adalah menggunakan air (karena air bisa menghilangkan najis dan bekasnya, berbeda dengan batu).Dan syarat diperbolehkanya istinjak memakai batu adalah sebagai berikut : najis yang keluar belum kering, tidak pindah dari tempat keluarnya najis, dan tidak tercampur dengan najis lain atau barang suci yang cair).
* Orang yang sedang buang air besar hendaknya tidak menghadap kiblat dan tidak membelakanginya apabila dia berada di tempat yang terbuka(di selain tempat yang disediakan untuk buang air). Buang air kecil ataupun buang air besar hendaknya tidak dilakukan di air yang diam (tidak mengalir), di bawah pohon yang berbuah (baik pada waktu berbuah atau tidak), di jalan yang dilalui oleh manusia, di tempat berteduh, dan di lubang (di dalam tanah). Dan hendaknya tidak berbicara saat buang air kecil ataupun buang air besar (kecuali dalam keadaan darurat seperti apabila dia melihat ular yang akan menggigit seseorang ,maka tidak dimakruhkan untuk berbicara, bahkan wajib baginya untuk berbicara apabila ular tadi membahayakan orang tersebut ) dan tidak menghadap matahari dan bulan dan juga tidak membelakangi keduanya.

Wallahu a'lam

Tiada ulasan:

Catat Ulasan