Jumaat, 1 Disember 2017

Cara Mensucikan Najis

_*Kajian Fiqh 17*_

TATA CARA MENSUCIKAN NAJIS

ويغسل الإناء من ولوغ الكلب والخنزير سبع مرات إحداهن بالتراب ويغسل من سائر النجاسات مرة تأتي عليه والثلاثة أفضل وإذا تخللت الخمرة بنفسها طهرت وإن خللت بطرح شيء فيها لم تطهر.

_*Cara Mensucikan Najis Mugholladzhoh*_

Wadah yang terkena liur anjing atau babi atau peranakan dari keduanya atau salah satunya hasil perkawinan dengan binatang lain, maka harus dibasuh tujuh kali dengan menggunakan air suci mensucikan, salah satu basuhan tersebut dicampur dengan debu suci mensucikan yang merata ke seluruh tempat yang terkena najis. Begitu juga barang-barang selain wadah yang terkena _najis mugholladzhoh._

Jika barang yang terkena najis tersebut dibasuh dengan air mengalir yang keruh, maka cukup dengan mengalirnya air tersebut sebanyak tujuh kali tanpa harus dicampur dengan debu.

Apabila _'ain_ (benda) _najis mugholladzoh_ tersebut belum hilang kecuali dengan enam basuhan semisal, maka seluruh basuhan dianggap (dihitung) satu kali basuhan.

Adapun tanah yang berdebu (yang terkena najis mugholladzoh) tidak wajib dicampuri debu saat membasuhnya menurut pendapat yang lebih kuat.

_*Cara Mensucikan Najis Mutawassithoh (Najis yang biasa)*_

Untuk najis-najis yang lain, maka cukup dengan satu kali basuhan yang dialirkan pada najis tersebut (setelah menghilangkan _'ain_ (benda) najis dan sifat-sifatnya). Dan yang lebih utama adalah dibasuh tiga kali.

_*Najis yang suci dengan Istihalah*_

*_Istihalah_* adalah perubahan sesuatu dari satu sifat ke sifat yang lain. Ketika _khamer_ (minuman keras) telah menjadi cuka dengan sendirinya, maka hukumnya adalah suci.

Khamer adalah segala minuman yang memabukkan yang terbuat dari air perasan anggur, kurma, biji-bijian, tebu, madu dan lainnya. Baik air perasan yang menjadi cukak tersebut dimuliakan (tidak diperas untuk dijadikan khamer) ataupun tidak dimuliakan (diperas untuk dijadikan khamer).

Begitu juga hukumnya suci, apabila ada khamer yang berubah menjadi cuka sebab dipindah dari tempat yang terkena sinar matahari ke tempat yang teduh atau sebaliknya.

Dan jika khamer berubah menjadi cuka tidak dengan sendirinya, melainkan menjadi cuka dengan memasukkan sesuatu ke dalamnya, maka khamer tersebut tidak dihukumi suci.

Dan ketika khamer menjadi suci, maka wadahnya pun menjadi suci karena mengikuti hukum khamer tersebut.




_*( Abu 'Abdillah Ibnu Zubaidy Al-Bathy )*_

Wallahu a'lam

Tiada ulasan:

Catat Ulasan